Minggu, 03 Maret 2013

Pesona Magis Ullen Sentalu #1


Pada kali ini saya akan membagi cerita tentang kunjungan ke salah satu museum sejarah yang ada di Yogyakarta. Museum ini bernama museum Ullen Sentalu. Museum tersebut terletak di Jalan Boyong, kawasan wisata Kaliurang, sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Nama “Ullen Setalu” merupakan singkatan dari bahasa Jawa “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.
Petunjuk arah menuju ke musem
Museum Ullen Sentalu terkenal keindahannya. Musem ini menyajikan pengetahuan tentang seni dan budaya Jawa yang luhur dengan cara yang berbeda. Museum dan koleksinya akan memikat Anda laksana magis. Keadaan museum yang dibangun dengan baik, mampu membuat pengunjung seperti terserap ke masa Jawa kuno yang mengagumkan. Seperti kata sastrawan Pramoedya Ananta Toer dalam salah satu bukunya —Jejak Langkahyaitu, "Tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya." Nasionalisme bisa tumbuh ketika kita mengetahui sejarah juga budaya yang menjadi identitas bangsa. Inilah mengapa museum Ullen Sentalu menjadi salah satu tempat yang tidak boleh saya lewatkan, apalagi ketika sedang berlibur di Yogyakarta. 

Museum Ullen Sentalu resmi dibuka sejak tahun 1997 oleh KGPAA Paku Alam VIII yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur DIY. Museum ini buka setiap hari Selasa – Minggu dari jam 09.00 – 16.00 dan hanya tutup di hari Senin. Untuk bisa masuk ke musem Ullen Sentalu cukup membeli tiket masuk sebesar Rp 25.000,- untuk wisatawan domestik dan Rp 50.000,- untuk wisatawan asing. Harga tersebut sudah termasuk jasa pemandu yang siap memberikan beragam informasi mengenai barang-barang yang dipamerkan. Hal ini dibutuhkan, mengingat ruangan demi ruangan yang ada di dalam museum terhubung oleh gang terbuka yang berliku. Jika masuk sendirian, kemungkinan besar akan tersesat. Saya sarankan untuk datang setidaknya berdua, karena apabila datang seorang diri dan tidak ada rombongan lain yang masuk bersamaan dengan anda, maka anda harus membayar doubel agar bisa didampingi pemandu. Kalau anda datang di hari libur, usahakan datang lebih awal agar anda tidak usah mengantri untuk bisa masuk ke museum karena terbatasnya jumlah pemandu.
Tiket dan loket karcis
Jalan di sekitar pintu masuk






















 Jika memahami sedikit sejarah Kerajaan Mataram atau Keraton-keraton di Yogyakarta dan Solo mungkin anda akan menemukan keasyikan tersendiri ketika mendengarkan penjelasan pemandu. Barang-barang yang dipamerkan dalam museum ini merupakan kontribusi dari puteri-puteri Keraton Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran dan Pakualaman. Beberapa lukisan merupakan hasil karya pelukis dari ISI Yogyakarta yang melukisnya dari foto asli, namun ada pula yang merupakan kontribusi langsung Keraton.














Museum Ullen Sentalu sangat kental dengan aura wanita. Itulah kesan yang saya dapatkan ketika saya mengunjungi museum ini. Hal itu mungkin dikarenakan museum ini seperti ingin menunjukkan jati diri wanita-wanita Keraton yang selama ini belum banyak diketahui orang dan menjadi misteri bagi sebagian yang lain. Tidak banyak orang mengetahui keberadaannya, bahkan bagi warga Yogyakarta sekalipun.

Museum Ullen Sentalu memiliki total 7 ruangan  termasuk pintu masuk (Entrance), Guwo Selo Giri dan 5 ruangan yang terdapat dalam Kampung Kambang. Ruang Selamat Datang dipenuhi u nsur kayu dan batu alam yang kental, dilindungi oleh pepohonan yang sejuk dan asri. Di sini terdapat tulisan tentang latar belakang pendirian Ullen Sentalu, serta arca Dewi Sri yang dipercaya sebagai dewi kesuburan. Dari sini, saya dan rombongan diperingatkan satu hal, yaitu "Tidak boleh mengambil gambar dalam bentuk apa pun," begitu kata pemandunya. Katanya, selain merusak karya seni yang otentik, hal ini juga mengganggu 'nyawa' yang ada di ruangan itu. Percaya atau tidak, lebih baik turuti saja perkataan pemandu untuk menghormati warisan budaya yang ada di situ. 

To be continue....

1 komentar:

  1. Sangat menghargai ide dan realisasi terciptanya musium ini. Terimakasih

    BalasHapus