Perjalanan
berkeliling museum belum selesai. Karena kami kemudian dibawa ke ruang kelima
di Kampung Kambang, yaitu Ruang Putri Dambaan. Ruangan ini didedikasikan untuk
lebih mengenal GRAy Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani Surjosoejarso atau
lebih dikenal sebagai Gusti Nurul. Beliau adalah putri dari HRH Mangkunegoro
VIII dan GKR Timur Mursudariyah. Sesuai namanya, beliau memang adalah putri dambaan
banyak pria. Yang membuatnya sangat istimewa karena Gusti Nurul ini berparas
cantik, memiliki hobi berkuda, mahir menari, bermain tenis dan berenang. Putri
yang pernah dipinang oleh Presiden Soekarno dan Sultan HB IX ini menolak
poligami dan akhirnya memilih untuk menikah dengan seorang tentara ketika
usianya menginjak angka 30 tahun.
Ruangan
ini berisi koleksi foto-foto Gusti Nurul dari ketika beliau masih bayi hingga
dewasa. Ada satu foto menggambarkan Gusti Nurul sedang menari di pernikahan
Putri Juliana yang dilakukan secara ‘teleconference’, yaitu musik gamelan
dimainkan di Solo sedangkan Gusti Nurul mendengarkan alunan gamelan melalui
telepon dan menari dihadapan tamu undangan pernikahan. Karena sambungan telepon
pada masa itu masih belum sebaik sekarang maka sang Ibu masih memberikan
aba-aba secara langsung berupa ketukan-ketukan. Ruangan ini diresmikan sendiri
oleh Gusti Nurul pada hari ulang tahunnya yang ke-81. Sekarang beliau berusia
91 tahun dan tinggal di Bandung, Jawa Barat.
Sebelum masuk ke ruangan
terakhir, kami melewat i Koridor Retja
Landa. Ini adalah museum luar ruangan yang memamerkan arca dewa-dewi Hindu dan
Buddha dari abad ke-8 masehi. Sasana Sekar Bawana adalah ruangan terakhir. Di
sini terdapat beberapa lukisan raja-raja Mataram. Di ruangan ini saya bisa
beristirahat dan mencerna segala informasi yang diberikan pemandu dari awal.
Sementara itu, pemandu akan menyuguhkan sebuah minuman spesial yaitu Ratu Mas.
Minuman dengan resep rahasia dari 7 bahan alami ini adalah ramuan tradisional
salah satu puteri keraton yang dipercaya dipercaya bisa memberi kesehatan dan
awet muda. Yang kemudian saya ketahui, ramuan ini terbuat dari campuran jahe,
kayu manis, gula jawa, garam dan daun pandan.
Sebelum mencapai pintu keluar,
terdapat areal taman yang sangat indah. Di titik inilah, saya bisa memahami betapa
cantik dan elegannya Ullen Sentalu. Taman itu ditata d engan sangat indah, sangat rindang, persis seperti
taman-taman di Eropa sana. Kolam dengan bunga teratai juga mempercantik
lanskapnya. Selain museum, Ullen Sentalu juga memiliki Beukenhof Restaurant.
Restoran ala Eropa ini menempati sebuah bangunan kolonial serta di kelilingi
pepohonan rindang. Toko suvenir Muse juga hadir dalam konsep bangunan minimalis
modern, namun tetap natural. Ada lagi Galeri Djagad Akademik dimana secara
berkala diadakan pameran-pameran lukisan yang dikoordinasi oleh “Ulating
Blencong” Foundation. Sebagai pelengkap museum disediakan pula toko souvenir
atau Artshop (Bale Nitik Rengganis) yang menjual batik dan kerajinan lainnya.
Saran saya, ada baiknya kalian membaca rambu-rambu yang disediakan agar anda
tidak tersesat yaa…
Suara gending jawa sayup-sayup
merebak mengiringi angin yang bertiup lembut selama saya berada di museum. Museum
Ullen Sentalu seperti mesin waktu yang membawa saya ke masa lampau dan mampu
menyegarkan kembali tentang sejarah kejayaan keraton-keraton di Yogyakarta dan
Solo. Selain itu, karena sarat dengan nilai filosofis saya merasa seperti
diajak untuk belajar mengenai filsafat praktis kebudayaan Jawa yang disajikan
dengan sangat menarik. .Museum Ullen Sentalu dapat menumbuhkan kecintaan
terhadap budaya dalam negeri, khususnya Jawa, dengan cara yang tak terelakkan.
Historis, luhur, sekaligus cantik dan elegan. Ini adalah museum yang wajib Anda
kunjungi ketika sedang berada di tanah Jawa.
-THE END-